HIDROGEOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK

Syamsu Rosid dan Johan Muhammad
Geofisika, Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia
Kampus UI Depok, Depok 16424
email: srosid@fisika.ui.ac.id
ABSTRAK
Pemetaan lapisan akuifer untuk memenuhi kebutuhan industri, perhotelan dan komunitas masyarakat seperti pesantren menjadi sangat signifikan dalam rangka meminimalkan biaya eksploitasi. Sebuah pesantren X di daerah Cihideung Serang dengan populasi 550 santri ternyata kebutuhan primer airnya tidak cukup jika hanya mengandalkan airtanah dari lapisan akuifer permukaan. Apalagi kalau kebutuhan itu digunakan untuk pengembangan potensi santri seperti pengelolaan kolam renang dan pertanian. Telah dilakukan pengukuran dan pemetaan lapisan akuifer di daerah Cihideung, Serang Banten dengan menggunakan metoda geolistrik. Target pemetaan ini adalah untuk mendapatkan lapisan akuifer dalam yang diharapkan memiliki debit dan cadangan air yang sangat besar dan tidak bergantung musim. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger dan bentangan kabel AB/2 hingga mencapai 300 meter. Dari pemodelan 2D diperoleh sebaran airtanah di daerah pengukuran bahwa lapisan akuifer dalam diperkirakan lapisan pasir tufaan dan berada pada kedalaman 40 meter hingga 100 meter. Ketebalan lapisannya bervariasi tergantung pada topografi permukaan dan lapisan kedap air di bawah lapisan akuifer dengan kecenderungan semakin menebal ke bagian bawah danau. Dengan mempertimbangkan estimasi luas daerah pengamatan, ketebalan lapisan akuifer dan porositas batuan reservoarnya serta saturasi air, diperkirakan potensi airtanah di lapisan tersebut mencapai 2,9 juta m3.
Kata kunci: dc resistivity, geolistrik, Schlumberger, akuifer dalam, hidrogeologi.
1. PENDAHULUAN
Dari hasil penyelidikan sebelumnya terhadap lokasi penelitian dengan menggunakan metode geolistrik telah dibuat sebuah sumur bor yang memiliki kedalaman hingga 100 meter. Pembuatan sumur bor hingga kedalaman tersebut bisa menghabiskan banyak dana dan dirasa kurang efektif khususnya untuk memenuhi seluruh kebutuhan air bagi para penghuni pesantren yang tersebar pada lokasi yang cukup luas. Untuk itu, keberadaan airtanah yang lebih terjangkau pada seluruh daerah di lokasi pesantren akan sangat membantu dalam penentuan lokasi sumur bor yang lebih mudah dan efisien. Penyelidikan geolistrik lanjutan di lokasi ini diharapkan akan dapat mengetahui letak-letak airtanah, arah aliran air, volume, serta model hidrogeologi daerah ini. Dengan begitu diharapkan dapat dimanfaatkan dalam menentukan lokasi pengeboran yang tepat serta pengelolaan airtanah bagi para santri dan penduduk yang tinggal disana. Dari beberapa konfigurasi elektroda pada metode geolistrik, konfigurasi Schlumberger menjadi pilihan terbaik dikarenakan jangkauannya yang paling dalam (Barker, 2001). Hal ini sesuai dengan kebutuhan di lapangan mengingat dari sumur bor sebelumnya mencapai kedalaman sekitar 100 meter. Nilai besaran yang dicari melalui metode geolistrik ialah nilai resistivitas batuan. Resistivitas merupakan nilai intrinsik batuan yang menunjukkan seberapa besar hambatan listrik batuan tersebut sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis batuan. Nilai resistivitas batuan dapat diketahui dari besaran terukur yakni ΔV dan I melalui hubungan resistivitas dengan geometri batuan bawah permukaan. Pada metode resistivitas, arus listrik diinjeksikan oleh sepasang elektrode arus AB. Arus listrik akan mengalir di bawah permukaan bumi melalui lapisan-lapisan batuan yang memiliki resistivitas berbeda. Sepasang elektrode tegangan MN yang dibentangkan pada jarak tertentu akan mengukur besar tegangan listrik di permukaan bumi. Dengan mengetahui nilai tegangan dan arus listrik maka nilai resistivitas perlapisan batuan bawah permukaan dapat diprediksi. Hubungan antara resistivitas, beda potensial (ΔV), dan arus listrik (i) yang terukur dipengaruhi oleh geometri dari konfigurasi yang dipergunakan dalam bentuk:

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HIDROGEOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK"

Post a Comment